PemenangFestival Film Bandung 2019 - malam puncak ajang penghargaan Festival Film Bandung 2019 telah sukses diselenggarakan, Jumat (22/11) Malam. Acara ini dimeriahkan oleh Melly Goeslaw, Sammy Simorangkir, Wizzy dan masih banyak lagi serta disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi TVRI. • Penata Musik Terpuji Film Bioskop
Wecordially invite you to REMPUG JUKUNG Exhibition, Culinary, Music DATE 24 August 2019 10 AM - 10 PM VENUE Bandung Creative Hub (BCH) Jalan Laswi No. 7 Bandung AGENDA * Intimate Music Concert : - Manshur Angklung - Hujan Esok Hari - Tone Lighter - Second Law - Cracked Eggs - Ever Beat -
TRIBUNJABARID, MAJALENGKA - Beberapa waktu lalu, Komunitas Belentung asal Majalengka berhasil meraih penghargaan dalam kategori penyaji terbaik pertama. Hal ini selepas komunitas tersebut
FACETO FEST 201924 Nov 2019Prabuwangi Park, Arcamanik, BandungFeel Koplo showtime 23.00 - 00.00
Lastupdated: 31 Agustus 2021 - 11:08 am (+07:00) Data Corona Selengkapnya Klik di Sini. Indonesia
Site De Rencontres 100 Pour Cent Gratuit. BANDUNG, – Festival Film Bandung FFB 2019 ke-32 selesai digelar di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jumat malam 22/11/2019. Ketua Umum FFB Eddy D Iskandar mengatakan, sepanjang 2018-2019 1 September 2018-31 Juli 2019 regu pengamat FFB mengamati banyak film. “Ada 110 judul film nasional, 334 judul film televisi, 54 judul serial televisi, dan 213 film impor yang masuk dalam pengamatan FFB kali ini,” ujar Eddi D Iskandar di Bandung Barat, Jumat 23/11/2019.Dari ratusan film yang diamati tersebut, berikut daftar pemenang FFB 2019 1. Pemeran Pembantu Pria Terpuji Film Bioskop Randy Pangalila - Kucumbu Tubuh Indahku2. Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Film Bioskop Endhita - Ambu 3. Penata Editing Terpuji Film Bioskop Ichsan JW, Syarif Hidayat - Preman Pensiun 4. Penata Kamera Terpuji Film Bioskop Ical Tanjung - Ave Maryam 5. Penata Musik Terpuji Film Bioskop Andhika Triyadi - Suzzanna Bernapas dalam Kubur 6. Penata Artistik Terpuji Film Bioskop Oscart Firdaus - Dua Garis Biru
Taring, band metal asal Bandung saat menjuarai Wacken Metal Battle Indonesia WMBI 2019 Foto-foto Dok DCDC - Taring, band asal Bandung bakal mewakili Indonesia di ajang festival musik metal terbesar Wacken Open Air WOA Jerman pada 29 Juli–4 Agustus 2019 mendatang. Keberhasilan Taring menjadi wakil Indonesia di salah satu festival musik ekstrim terbesar di dunia itu tak lepas dari proses seleksi yang dilakukan sebelumnya. Lewat ajang Wacken Metal Battle Indonesia WMBI 2019 yang digelar bulan lalu di Dome Balerame Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Taring menjadi yang terbaik di antara 10 finalis. Sembilan finalis lainnya adalah Belantara Bogor, Jawa Barat, Carnivored Tangerang, Banten, Hellcrust DKI Jakarta, Kaluman Bandung, Jawa Barat, Kapital Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Over Power Kediri, Jawa Timur, Paint In Black Metro, Lampung, dan Wafat Surabaya, Jawa Timur. Menyandang titel juara WMBI 2019, Taring pun berhak mewakili Indonesia untuk tampil di WOA Jerman. Tahun ini, 206 band dari 70 kota mengikuti kompetisi musik ekstrim itu dengan masa registrasi sampai penjurian berlangsung selama 3 bulan. Dari 206 band tersebut, kandidat dikerucutkan menjadi 30 besar lalu 10 besar. Finalis yang berhasil melaju ke 10 besar tampil secara live dan satu di antara mereka akan membawa bendera merah putih menuju Jerman. Sekadar informasi nih, WMBI merupakan wadah kompetisi band metal Indonesia yang diinisiasi Djarum Coklat Dot Com DCDC Dreamworld, bekerjasama dengan ATAP Promotions dan The Metal Rebel. Sejak 2016 lalu, DCDC Dreamworld hadir sebagai program khusus DCDC yang memberikan dukungan terhadap musisi independen untuk melebarkan sayap ke kancah internasional. Puluhan musisi dengan berbagai project sudah didukung, mulai dari Bottle Smoker yang melakukan rekaman di jalanan penjuru asia, Burgerkill rekaman orkestra di Praha, Tur Jepang Homogenic, Tur Eropa Jeruji, dan masih banyak lainnya. Ajang WMBI sudah berjalan selama tiga tahun berturut-turut. Di setiap tahun penyelenggaraan WMBI, ratusan band beraliran musik ekstrim dari berbagai daerah di Tanah Air selalu terlibat untuk memperebutkan tiket menuju Wacken, Jerman. Mereka ingin menggebrak panggung Wacken Metal Battle Jerman. Pada WMBI tahun ini para juri yang menentukan pemenang adalah Man Jasad, Arian13 Seringai dan Luuk Van Gestel Doomstar Bookings, Belanda. Mereka menilai seluruh band berdasarkan kualitas karya mereka. Seluruh aktivitas terkait WOA Metal Battle Indonesia 2019 dimonitor tim Steering Committee, yaitu Eben Burgerkill, Addy Gembel Forgotten dan Kimung. Puncak penentuan berlangsung dalam final show WMBI 2019 di mana setiap band diberi waktu 30 menit, masing-masing personel mempersiapkan secara mandiri dan hanya dibantu crew panggung. Ini merupakan simulasi. Situasi seperti itu akan ditemukan di panggung Jerman. Sekitar penonton menjadi saksi pertempuran 10 band yang sangat matang menggebrak panggung final. Selain penampilan dari sepuluh finalis, dua band “alumni” WMBI juga tampil di final yaitu Down For Life dan Jasad. Down For Life adalah pemenang WMBI 2018 yang berhasil meraih peringkat 13 dari 30 band di WOA Metal Battle, Jerman. Sementara Jasad diundang untuk tampil di Wacken Open Air 2018 sebagai salah satu line-up dan mendapatkan respons positif dari ribuan metalheads yang ada di sana. Di atas panggung WMBI, Taring berhasil mengalahkan dirinya sendiri dengan tampil lepas tanpa beban. Penyajian musik, penguasaan panggung, mental, disiplin dengan aturan yang diberikan membuat Taring layak diperhitungkan. Salah satu juri WMBI, Arian Seringai, menilai Taring layak dinobatkan sebagai juara WMBI 2019 dan memiliki potensi besar untuk tampil memukau di ajang WOA Jerman. Ada beberapa syarat yang harus dipatuhi, selain bermain yang baik di atas panggung. Seperti aturan waktu tampil setiap band. Sekitar 20 menit. Juri tentu sangat jeli, tidak boleh kurang atau lebih. “Nah, ketika Taring tampil, semua juri memberi angka besar karena band ini seperti the whole package, genre metalnya kental, lengkap dan bagus. Selain itu, soal manajemen waktu mereka juga sangat teliti,” ujar Arian. Gebeg, drummer Taring, merasa bangga mampu menjadi yang terbaik di ajang WMBI. Ia pun sudah tak sabar dan membayangkan Taring tampil di WOA Jerman dan mengibarkan bendera Merah Putih di sana. “Siapa yang enggak bahagia mendapat kesempatan hebat tampil di Wacken Open Air, festival musik ekstrim terbesar. Ini peluang besar sekaligus tantangan berat bagi kami. Taring tidak akan berhenti sampai di sini saja, kemenangan ini berarti menjadi trigger kami terus menelurkan karya yang lebih baik lagi,” ujarnya. Taring bersama tim DCDC akan berangkat menuju Wacken, Jerman pada 29 Juli–4 agustus 2019. Jadwal yang didapatkan Taring sebagai band yang mewakili Indonesia di panggung WOA Metal Battle adalah tanggal 31 juli 2019. Pada perayaan “30th anniversary” WOA tahun ini ada special treatment yang diberikann kepada band metal battle dari seluruh dunia. Mereka menyiapkan panggung megah yang diberi nama History Stage. Dengan durasi manggung yang lebih lama dibanding tahun-tahun sebelumnya dan juga akses untuk menikmati artis village. brl/red Recommended By Editor Video klip terbaru band trip hop ini syutingnya sampai bertaruh nyawa 5 Penyanyi cantik siap meriahkan WTF 2019, ini tips nonton gratis Ini penyebab aksi di video klip Nalar’ mendulang apresiasi rilis video klip Nalar’, aksi panggung yang penuh keresahan
Jakarta ANTARA - Indonesia pada tahun 2019 tak hanya kedatangan musisi mancanegara yang mengadakan konser tunggal. Berbagai festival musik dengan variasi genre hingga konsep pun ikut meramaikan geliat penggemar musik di Tanah Air. Selain bervariasi, festival musik juga biasanya dihelat lebih dari satu hari dengan pengisi acara yang berbeda, bahkan membawa musisi genre tertentu yang cukup jarang, seperti indie-alternative. Diawali dengan festival musik hutan LaLaLa Festival pada Februari, hingga dentuman keras dari Djakarta Warehouse Project DWP pada Desember, berikut daftar festival musik internasional di Indonesia sepanjang 2019. LaLaLa Festival, 23 Februari 2019 LaLaLa Festival menjadi pembuka rangkaian festival musik di Indonesia. International Forest Music Festival itu dihelat pada 23 Februari 2019 di Orchid Forest Cikole, Bandung, Jawa Barat. Festival musik outdoor tahunan mulai 2016 itu menampilkan Honne, Jeremy Passion, Crush, Sheila On 7, Fourtwnty, sampai Ardhito Pramono. Java Jazz, 1-3 Maret 2019 Pagelaran musik tahunan Java Jazz 2019 digelar selama 3 hari berturut-turut, yakni tanggal 1-3 Maret 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Java Jazz tahun ini diramaikan oleh musisi jazz kenamaan dalam maupun luar negeri. Beberapa musisi jazz mancanegara yang tampil antara lain Raveena, hingga band legendaris TOTO. Penyanyi-penyanyi Indonesia seperti Afgan, Andien, Yura Yunita, Isyana Sarasvati, hingga Kahitna juga ikut meramaikan salah satu festival musik jazz tahunan terbesar di Indonesia itu. Penampilan Band Toto asal Los Angeles dalam ajang BNI Java Jazz Festival 2019 di Jakarta, Minggu 3/3/2019.ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama We The Fest, 19-21 Juli 2019 Acara yang telah digelar sejak tahun 2014 ini bisa dibilang selalu dinantikan penikmat musik milenial Indonesia tiap tahunnya. We The Fest WTF menghadirkan musisi lokal dan internasional dengan variasi genre musik. Tahun ini, WTF kembali digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat selama tiga hari pada 19-22 Juli 2019. Sederet bintang tamu kekinian yang meramaikan festival tersebut antara lain Joji, Anne Marie, Alvvays, Cigarettes After Sex, dan Troye Sivan. Hodgepodge Superfest, 31 Agustus-1 September 2019 Bulan selanjutnya, terdapat Hodgepodge Superfest yang digelar di Allianz Ecopark, Ancol, Jakarta pada 31 Agustus-1 September 2019. Pagelaran musik ini bertemakan music, art, and technology, dan dimeriahkan oleh Prophets of Rage, Snow Partol, Phony Ppl, dan The Japanese. Hodgepodge juga menjadi panggung terakhir bagi trio GAC sebelum vakum demi mengejar karir solo masing-masing. Soundrenaline, 7-8 September 2019 Soundrenaline 2019 diadakan selama dua hari pada 7-8 September 2019 di Garuda Wisnu Kencana GWK, Bali. Acara musik tahunan ini menampilkan band asal Inggris Suede dan Primal Scream, serta beberapa musisi lokal seperti RAN, Pamungkas, Steven n Coconuttrez, hingga Shaggy Dog. GUDFEST, 2-3 November 2019 Tahun pertama GUDFEST menampilkan sejumlah penyanyi dan grup internasional seperti New Hope Club, Fur, solois R&B asal Korea Selatan Zion T, dan grup K-pop iKON. Sementara penampil dari Indonesia antara lain Pamungkas, Club 80s, dan lainnya, di komplek Istora Senayan, Jakarta pada 2-3 November 2019. SHVR, 6-7 September 2019 SHVR Ground Festival SGF, festival musik bagi pecinta EDM, dihelat pada 6-7 September 2019 di ICE BSD, Tangerang. Sejumlah musisi internasional dan lokal meramaikan gelaran musik tersebut, di antaranya Afrojack, Cold Blue, Hailee Steinfeld, dan Jeremy Zucker. The '90s Festival, 23-24 November 2019 Acara yang dihelat di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta pada 23-24 November 2019 itu diisi oleh sejumlah musisi luar negeri yang populer bagi generasi 90-an. Ada Hanson, Aqua, Michael Learn To Rock, dan Vertical Horizon. Sementara dari dalam negeri, deretan musisi yang populer di era 1990-an seperti Kla Project, God Bless, Naif, Potret, P Project, Iwa K, Arwana, Tipe-X, Dr PM, Gigi, sampai Sheila On 7. Joyland Festival, 7-8 Desember 2019 Setelah absen beberapa tahun, festival musik Joyland kembali digelar tahun ini. Acara itu digelar di Lapangan Panahan, Senayan selama dua hari, yakni 7-8 Desember 2019. Anna of the North, Hatchie, Frankie Cosmos, dan Yves Tumor merupakan beberapa musikus mancanegara yang memeriahkan panggung Joyland Festival kali ini. Selain itu, pengisi acara dari dalam negeri antara lainNaif, Eva Celia, Washed Out, Frankie Cosmos hingga The Adams. Djakarta Warehouse Project, 13-15 Desember 2019 Akhir tahun ini ditutup dengan festival musik EDM besar lainnya, Djakarta Warehouse Project DWP pada 13-15 Desember 2019. Sejak perhelatan pertamanya pada 2008,DWP terus membawa sejumlah DJ yang tengah naik daun setiap tahunnya. Dan tahun ini, Martin Garrix, Disclosure, Skrillex, R3HAB, sampai Calvin Harris menjadi pengisi acara di festival itu.
BANDUNG– Rawayan West Java World music festival bakal digelar di Bandung, Jawa Barat pada 21 September 2019. Festival itu dikenal dengan Rawayan World Music Festival Jawa Barat. Public Relations Angklung Udjo, Robby Murfi mengatakan, festival musik yang berbasis seraya kultural itu bakal ditayangkan yang nantinya berkolaborasi dengan musik modern. Tujuannya adalah menanamkan nilai-nilai lingkungan hidup bersama kearifan lokal yang disediakan tanah Sunda. “Rawayan World Music Festival Jawa Barat ini adalah kegiatan musik kolaboratif yang mengusung genre musik dunia sebagai tema utama, digabungkan dengan atmosfer planet hijau nan asri sebagai salah satu citra dan magnet yang disediakan oleh Bumi Parahyangan,” ujar Robby di Saung Angklung Udjo, Selasa 17/9. Dia menjelaskan, Saung Angklung Udjo sebagai etalase budaya Sunda sebagai panitia pelaksanaan festival tersebut. “Pada kali ini akan mengadakan program pengaktifan ekosistem Jawa Barat yang melibatkan kegiatan kolaborasi dalam bentuk Festival Musik Dunia yang menawarkan atmosfir tujuan hijau nan asri sebagai salah satu gambar dan magnet yang disediakan oleh Bumi Parahyangan, disertai dengan musik dunia Rawayan Jawa Barat,” sebutnya. Kata dia, pihaknya menjembatani dan berpindah ke lokal yang ada di Jawa Barat termasuk budaya Sunda dengan dunia milenial dan dunia Internasional adalah salah satu cara untuk mengembangkan ekosistem masyarakat dalam beberapa aspek. “Untuk mewujudkan hal ini, dalam Rawayan ini kami meminta untuk mengharmonikan hubungan kearifan lokal dengan dunia internasional agar terciptanya berita baik bagi dunia dan pembangunan ekosistem masyarakat sesuai dengan Kebon Udjo yang signifikan,” bebernya. Diketahui, Saung Angklung Udjo yang berdiri sejak tahun 60-an, memiliki tanggung jawab atas pemberian masa depan bangsa. Bersama dengan mitra, Saung Angklung Udjo berinisiatif untuk turut serta membangun citra Bumi Parahyangan sebagai tujuan wisata yang hijau dan asri serta memperkenalkan kehangatan masyarakat Jawa Barat melalui kebesaran filosofi dan nilai kearifan lokal yang terkandung pada seni budaya musik. “Sesuai dengan prinsip pendiri Saung Angklung Udjo Simpan yang lama dan buat yang baru’ menjadi dasar bagi kami untuk melakukan kegiatan kolaborasi dalam bentuk Festival Musik Dunia,” urainya. Halaman 1 2
festival musik bandung 2019